Sejarah
SEJARAH BERDIRINYA
UNIT PASTORAL HATI KUDUS YESUS SUKOHARJO
Unit Pastoral Hati Kudus Yesus Sukoharjo, awalnya dikenal dengan sebutan Rayon Selatan atau Wilayah 3 dan 4 Paroki Kalirejo. Tiga belas tahun lamanya Rayon ini menantikan SK Pengangkatan Status menjadi Unit Pastoral(Kuasi Paroki). Persiapan demi persiapanpun dijalani. Pengalaman panjang umat masa lalu konon sering merepotkan dengan pembangunan Pastoran. Awalnya dipersiapkan Totokarto sebagai Pusat Unit Pastoral . Beberapa tahun kemudian seiring pergantian para romo, ada wacana baru di Roworejo. Umat pun membangun Pastoran seperti kamar, aula dan dapur. Bahkan lebih jauh lagi umat Roworejo harus membeli tanah lebih kurang satu hektar agar tercapai tujuan tersebut. Selain itu Para Romo juga sudah membenahi administrasi seperti pemisahan buku babtis dan buku lainnya dari Paroki induk. Bahkan sejak lima tahun terakhir kemandirian ekonomi Rayon pun sudah dipersiapkan, seperti laporan keuangan tersendiri ke Keuskupan dll
Impian itu barulah menjadi kenyataan, tepat pada tanggal 8 Agustus 2016.Persis pada Pesta Santa Clara dari Assisi. Mengapa Sukoharjo menjadi Pusat Unit Pastoral? Harus diakui pilihan ini memang diluar dugaan banyak orang. Apalagi lahan Kompleks Gereja Sukoharjo kala itu tidaklah memungkinkan. Bapa Uskup Tanjungkarang, Mgr Yohanes Harun Yuono pastilah punya pertimbangan lain. Selain Sukoharjo menjadi Pusat pelayanan teritorial yang strategis dengan semua Stasi dengan , juga sebagai Pusat Pemerintahan Kecamatan, Pasar, Rumah sakit/Puskesmas, Bank dll.
Pilihan ini bukan berarti menyia-nyiakan tempat yang sudah dirintis dan dipersiapkan sebelumnya. Bangunan yang ada, amat berguna untuk kegiatan pastoral Stasi. Siapa gerangan bisa menduga bila keluarga Pak Widodo berkenan melepas tanah disamping gereja sekitar 2200 M2 demi tujuan ini? Semuanya ini tentu atas dasar kekuatan doa-doa seluruh umat. Selain itu tentulah atas bantuan Santa Klara dan Santo Fransiskus dari Assisi, yang merupakan Bapa Pendiri Ordo Saudara Dina Konventual (OFM Conv.)
Pastor.Laurentius Sihaloho OFMCon, Imam Fransiskan Conventual ini diutus Ordo ke Bumi lampung ini tepat bulan Agustus 2014. Masih saya ingat dengan segar, saat itu saya langsung dijemput sendiri oleh bapa Uskup ke Bandara Raden Intan II. Koper yang begitu berat (maklum namanya juga pindah) diangkat sendiri langsung oleh Bapa Uskup ke mobilnya. Mengingat Rumah Keuskupan saat itu sedang perbaikan, maka saya dititipkan di Pastoran Kedaton. Beberapa hari kemudian sesudah Konveniat, barulah saya menerima surat tugas baru dimana saya diutus untuk mengenali bentuk pelayanan para romo dan umat di beberapa Paroki Keuskupan ini.
Selama empat bulan pertama, hingga Natal 2014, saya berpastoral di Unit Pastoral St. Jusuf Tulang bawang . Unit Pastoral ini dilayani oleh seorang romo muda yakni Rm Aan SCJ. Medan pelayanan daerah ini agak berat. Untuk mencapai Stasi butuh waktu lama dan harus melalui kebun karet dan Sawit. Suatu pengalaman yang menarik, jalan lumpur dan berbatu-batu. Meskipun jauh dan berat namun umat setempat sungguh ramah dan semangat.
Sejak Januari sampai Paskah 2015 saya berpindah lagi Lampung timur. Tepatnya Paroki Sribhawono. Pastor Paroki ditempat ini dilayani oleh imam diosesan, Rm. Piet Sukowaluyo. Tempat pelayanan juga lumayan jauh dan stasi kecil.. Perjalanan